Sunday, November 14, 2010

The Thrumming Urge [chapt 1]



The Thrumming Urge


Author: Mairo Shiroyama


Chapter:  1/??


Genre: sad romance, angst


Warning : YAOI alert!!


Rated: PG-16


Fandom: the GazettE, Deluhi, Alice nine


Pairing: Uruha x Aoi, Sujk x Leda




#np : the GazettE - Remember the Urge




Aoi’s POV all




Semua orang pasti tertarik akan sesuatu hal..benda atau apapun yang bisa membuat hatinya senang. Dan tentu saja kita akan sangat senang memilikinya tanpa paksaan. Karena semua itu muncul dari dalam hati. Semua tidak akan berjalan dengan baik bila ada tekanan dibalik semua itu.
Tapi bagaimana jika seseorang menghalangi jalanmu untuk mencapai kesenangan itu?
Marah? Sedih? Benci? Bahkan menjadi seorang pembangkang..itu hal paling manusiawi yg manusia lakukan..


“tidak boleh!”
“tapi kak,”
“sekali tidak tetap tidak! Kau ingat kan apa yg terjadi 2 tahun yg lalu?!” bentak seorang pemuda jangkung berwajah cantik..tapi dia laki2
“aku tahu kak, tapi..”
“tidak ada tapi tapi..! sekali tidak tetap tidak! Lebih baik kau belajar yg rajin supaya kau bisa masuk universitas Tokyo..Kau mengerti?!”


Blaaamm..!!


Laki2 itu, tepatnya kakakku yg bernama Saga membanting pintu kamarku dengan emosinya. Ini sudah yg hampir ke sepuluh kali ia melakukan ini terhadap pintuku. Dan itu dilakukan setelah ia memarahiku.
Tentu saja ia marah, aku memang nekad. Tapi bagaimanapun aku tidak peduli. Tidak ada yg boleh menghalangi ku untuk menyukai gitar. Aku tertunduk lesu sambil membuka gallery foto di ponselku..kupandangi foto2 seorang gitaris yang paling kukagumi. Tora. Dia adalah idolaku, dan sekaligus kakak pertamaku. Ia adalah seorang gitaris hebat, walaupun masih banyak lainnya. Tapi bagiku dia tetap yg terbaik. Dia pekerja keras, tapi sayangnya semua harus berakhir 2 tahun yg lalu. Ia sudah tiada.


***


“Ao, temani aku ya sepulang sekolah nanti?” bujuk Leda, sahabatku sejak SMP
“kemana?”
“kencan” ^^
“apa?! Aku kan tidak tertarik denganmu?!” jawabku mendelik mendengar permintaan Leda
“kau jangan salah pahaaam..aku bukan mau kencan denganmu!” pukulannya mendarat tepat diubun2ku “dengar, semalam aku chatting dengan seorang siswa Horikoshi Gakuen dan dia mengajakku ketemuan siang ini”
“ooh..” aku hanya melirik Leda yg sudah memajukan bibirnya melihat reaksiku
“ayolaaah..aku traktir takoyaki nanti”
Sebenarnya aku malas, tapi aku tak tega membuat Leda cemberut seperti ini “oke oke..tapi takoyaki 2 porsi ya..” jawabku sambil berdiri menuju toilet
“APAAA??!!” jawab Leda cengok


***


Siang kali ini sangat panas. Matahari seperti berada di tepat ubun2ku. Rasanya ingin cepat duduk di cafe dimana Leda janjian dengan teman baru nya.


“sepertinya itu mereka” kata Leda sambil menunjuk 2 orang yg tengah duduk di bangku cafe. Langsung saja Leda menghampiri mereka dengan melangkah lebih cepat dari ku.


“sumimasen..apakah kalian dari Hokoshi Gakuen?” tanya Leda to the point
“yap! Kau pasti Leda kan?” jawab pemuda berambut coklat madu berpiercing di bibirnya
“iya, kau Sujk kan?” tanya Leda sambil mengulurkan tangannya mengajak laki2 bernama Sujk itu bersalaman
“iya..dan ini perkenalkan temanku..Uruha”
“hai, aku Uruha..senang berkenalan denganmu” sapa pemuda berambut blonde dan tak kalah jangkung dari Sujk
“iya, senang juga berkenalan denganmu ^^ aku juga membawa teman” tangan Leda menarik lenganku memaksaku untuk memperkenalkan diri juga
“a-aku Aoi..senang berkenalan dengan kalian” ucapku sambil sedikit membungkuk
“senang juga berkenalan denganmu, Aoi “ entah kenapa jantungku sedikit berdebar melihat Uruha tersenyum padaku. Ternyata ia tampan, tidak menyesal Leda mengajakku kesini ^^


Leda sepertinya mulai akrab dengan Sujk dan Uruha. Kukira ia tidak bisa se cerewet ini selain denganku. Sepertinya aku sudah mulai bosan. Sedaritadi aku hanya melihat mereka bercengkerama. Aku berbeda dengan Leda, aku sedikit pemalu dengan orang yg baru kukenal. Akhirnya kupakai mataku menerawang jauh dan melihat sekeliling cafe, sampai akhirnya mataku tertuju pada sebuah hardcase gitar yg disenderkan di kursi Uruha.


“uhm ano..itu milikmu Uruha?”
“iya” jawabnya sambil menoleh ke benda yg ku maksud
“bo-boleh aku lihat?”
“tentu saja” Uruha tersenyum dan membukakan hardcase gitarnya. Sebuah gitar listrik dengan style klasik tapi tetap elegan dengan warna hitam mengkilat


“MY PAL” ejaku melihat stiker yg menempel di ujung body gitarnya “kau pasti sangat menyukai gitarmu”
“tentu saja! Bisa dibilang dia adalah soulmate ku. Aku sangat bangga disaat orang lain melihatnya”
“sudah pasti dia harus menyukainya..kalau tidak pasti sudah ku depak dia dari bandku..hahaha” Sujk menambahi dan langsung mendapat sambutan dari sikut Uruha di perutnya
“oh, kalian punya band?? Kau pegang apa Sujk?”tanya Leda tiba2 penuh antusias
“yap! Tapi belum tenar..masih sedikit lagu2 yg kami buat..aku drummer ^^”
“waah..keren! kapan2 kalau kalian tampil, jangan lupa ajak2 kita ya!” saut Leda sambil cengar cengir..sepertinya dia sudah jatuh hati sma Sujk
“tentu saja..pasti kalian diundang” imbuh Uruha sambil mengeluarkan sebatang rokok dari saku seragam nya dan siap menyulutnya dengan korek. Dengan refleks aku merebut rokok itu dari Uruha dan membuangnya jauh2


“kenapa kau?” tanya Uruha yg kaget dengan sikapku
“haruskah anak band itu merokok?” jawabku dengan sedikit nada tinggi. Aku benar2 benci dengan orang yg merokok. Membuat nyawa yg kita miliki semakin pendek
“seharusnya kau bilang baik2 kalau kau tidak suka rokok..tidak perlu begini” ujar Uruha santai dan memasukkan bungkus rokok ke dalam sakunya kembali.
“ma-maaf”
“sudah2..bagaimana kalau kita pindah tempat saja?” Leda menengahi
“bagaimana kalo kita nonton film?” saut Sujk
“Ide bagus! Lebih baik kita berangkat sekarang” ajak Leda
“eh maaf, tapi ini sudah sore..aku harus pulang” kataku
“kau tenang saja Aoi, aku sudah sampaikan ke Saga-kun kalau kau pulang telat menemaniku” ujar Leda menenangkanku
“tapi..”
“hanya sebentar..kau ikut ya?” tambah Uruha membujukku. Entah kenapa, aku tidak bisa menolak rayuan Uruha “ba-baiklah”


***


Sebenarnya aku sudah pernah lihat film ini, tapi berhubung Leda yg meminta aku ikut saja. Leda memang tidak terlalu update soal film. Adegan tiap adegan pun dimulai. Aku sedikit hafal dengan adegan dan alur ceritanya, jadi aku memilih tidur disaat film berlangsung.


“hhoaahm~~ membosankaan” kata Uruha pelan. Aku bisa melihat wajahnya jelas dibantu sinar yg terpantul dari layar film.
“kau tidak menontonnya?” tanyaku ke Uruha yg duduk disebelahku
“aku sudah pernah melihatnya..kau sendiri kenapa malah tidur?”
“haha..aku juga sudah pernah melihatnya ^^” aku terkekeh pelan
“kalau begitu kita sama! Oiya, kau bisa main gitar?”
“ti-tidak..tapi aku sangat tertarik dengan gitar”
“mau kuajari?” Uruha menawari. Aku ingin sekali bisa bermain gitar, tapi nanti kakak pasti marah. Ah peduli setan! Sekali lagi aku bilang tidak ada seorangpun yg bisa menghalangiku untuk mencintai gitar.
“baiklah..tapi aku tidak punya gitar” jawabku mengiyakan ajakan Uruha
“tenang saja..aku ada beberapa dirumah. Kalau begitu besok aku jemput sepulang sekolah ya?”
“i-iya”


Aku tidak percaya apa yg aku lakukan barusan. Sungguh, bukannya aku ingin melawan kakakku yg mati2an melarangku untuk bermain gitar. Tapi bagaimana lagi, hasratku sudah tak terbendung. Aku ingin sekali seperti almarhum kakakku, seorang gitaris sejati. Apalagi yg akan mengajariku adalah Uruha. Sosok yg baru kukenal, tapi aku merasa nyaman bersamanya




 ~tbc~

You May Also Like

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...